PEMUDA DAN SOSIAL
Pemuda  adalah generasi penerus dari generasi terdahulu. Anggapan itu merupakan  beban moral yang ditanggung bagi pemuda untuk memenuhi tanggung jawab  yang diberikan generasi tua. Selain memikul beban tersebut pemuda juga  dihadapkan persoalan-persoalan diantaranya kenakalan remaja, ketidak  patuhan pada orang tua/guru, kecanduan narkotika, frustasi, masa depan  suram, keterbatasan lapangan kerja dan masalah lainnya. Seringkali  pemuda dibenturkan dengan “nilai” yang telah ada jika mereka berkelakuan  di luar nilai tersebut. 
Munculnya jurang pemisah antara generasi muda dan generasi tua merupakan akibat dari benturan dua kebudayaan yaitu tradisional dan modern. Dimana budaya tradisional itu dianut oleh generasi tua yang terdahulu dan budaya modern dikembangkan oleh generasi muda yang telah tercium arus globalisasi dengan tujuan untuk mengadakan perubahan-perubahan yang lebih baik dari generasi orang tua. Perkembangan dengan tidak adanya kematangan/kedewasaan mental dan arahyang baik maka dapat menimbulkan masalah seperti pada penyalahgunaan telephon genggam (mobile phone) atau sering juga disebut HP, dengan adanya pembaharuan-pembaharuan dari alat komunikasi ini menjadikan fungsi HPmenjadi barang prestise dalam pergaulan anak muda jika tidak menggunakan HP model baru dapat dikatakan “kuno” atau “ketinggalan jaman”. Selain itu semakin canggihnya fungsi HP yang dapat digunakan mengambil foto dan merekam gambar yang bergerak sering kali dipersalah gunakan untuk merekam gambar dan film porno.
Orangt  tua mempunyai kebiasaan dalam mendidik anak yaitu dengan menurunkan  nilai-nilai budaya dan penerusan kebiasaan mereka. Dewasa ini pemuda  seringkali mengambil langkah sendiri dalam menjalani hidupnya tanpa  menghiraukan pendidikan yang diberikan orang tuanya. Hal ini dikarenakan  adanya anggapan dari pemuda bahwa apa yang diberikan oleh orang tua  adalah suatu hal yang kuno. Adanya perbedaan situasi kehidupan dan  banyaknya perubahan-perubahan yang terjadi memposisikan pendidikan yang  diberikan orang tua sudah ketinggalan jaman. Selain itu lebih tingginya  pendidikan anak dari orang tuamemberikan keyakinan bahwa anak dapat  memutuskan jalan hidupnya sendiri karena mereka merasalebihmengerti dan  tahu bagaimana menjalani hidupnya sendiri.
Permasalahan  ini adalah pemasalahangenerasi yang merupakan suatu masalah masyarakat  yang di kenal sejak dulu kala. Yang dipermasalahkan adalah nilai-nilai  masyarakat. Bagaimana serasi atau kurang serasi hubungan ini akan tampak  dalam saat-saat kritis. Pada umumnya dapat dikatakan bahwa masalah  antar generasi mencerminkan kebudayaan itu sendiri. Dengan demikian,  bagaimana penyelesaian masalah itu sendiri juga mencerminkan kebudayaan  masyarakat itu. Permasalahan ini menurut para ahli paedagogi social  bahwa masalah antar generasi tidak terdapat di masyarakat tradisional.  Dapat dikatakan bahwa masalah antar generasi merupakan suatu masalah  modern. Adapun inti pokok adalah bahwa dalam masyarakat sistem  tertutup/tradisional, pembinaan dan proses pendewasaan terjadi secara  kontinyu, di awasi oleh social control masyarakat. 
Suatu  masyarakat akan mengalami stabilitas social apa bila “prosesproduksi  generasi” berjalan dengan baik, sehingga terbentuk personifikasi,  identitas-identitas dan solideritas sebagaimana diharapkan oleh generasi  sebelumnya. 
Pengertian  pemuda/generasi muda sebagaimana yang dimaksudkan dengan pembinaan  generasi muda dan dilaksanakan dalam repelita IV adalah :
1)Dilihat dari segi biologis, terdapat istilah :
Bayi :0 – 1tahun
Anak :1 – 12 tahun
Remaja : 12 – 15 tahun
Pemuda : 15 – 30 tahun
Dewasa : 30 tahun keatas 
2)Dilihat dari segi budaya atau fungsional dikenal dengan  istilah
Anak:0 – 12 tahun
Remaja: 12 – 18 tahun – 21 tahun
Dewasa: 18 – 21 tahun ke atas
Di muka pengadilan manusia berumur 18 tahun sudah dianggap  dewasa.
3)Dilihat dari angkatan kerja, ada istilah tenaga muda dan  tenaga tua. Tenaga muda adalah calon-calon yang dapat diterima sebagai  tenaga kerja yang diambil antara 18 – 22 tahun
4)Dilihat dari perencanaan modern, digunakan istilah  sumber-sumber daya manusia muda (young human resources) sebagai salah  satu dari 3 sumber-sumber pembangunan yaitu :
a)Sumber-sumber alam (natural resources)
b)Sumber-sumber dana (financial resources)
c)Sumber-sumber daya manusia (human resources)
5)Dilihat dari idiologis-politis, maka generasi muda adalah  calon pengganti generasi yang terdahulu, dalam hal ini berumur antara 18  – 30 tahun, dan kadang-kadang sampai umur 40 tahun.
6)Dilihat dari umur, lembaga dan runang lingkup tempat,  diperoleh 3 kategori :
Siswa, usia antara 6 – 18 tahun, masih dibangku sekolah
Mahasiswa, usia antara 18 – 25 tahun, masih ada di  Universitas atau perguruan tinggi 
  Pemuda, di luar lingkungan sekolah ataupun peguruan tinggi, usia antara  25 – 30 tahun
Secara  kelasik masa muda merupakan masa yang paling menyenangkan. Pencarian  jati diri dengan melakukan berbagai hal sesuai kehendak hati,  kesenangan, sex bebas, narkotika, kenakalan dan lain-lain merupakan  refleksi kelebihan energi yang bermuatan negative. Selama ini pemuda  merupakan obyek dan bukan subjek bagi pembangunan. Sehingga hanya  sebagai penonton dan penikmat hasil dari pembangunan. Hal ini terjadi  karena ketidak percayaangenerasi tua terhadap generasi muda. Takut akan  terjadi kegagalan dan sikap mengecilkan bukan suatu sikap yang membangun  generasi muda menuju ke arah yang lebih baik karena hal itu dapat  mengganggu perkembangan mental pemuda. Tidak adanya kesempatan untuk  melakukan pembangunan menumbuhkan suatu perasaan yang membosankan dari  diri pemuda. Kegiatan mengasingkan diri dan membentuk kelompok-kelompok  preman serta melakukan kegiatan yang meresahkan bagi masarakat umum  merupakan suatu cara mereka dalam menyalurkan energy. Dengan demikian  tidak dapat di salahkan jika generasi muda yang berikutnya akan  demikian. Sikap imitasi/meniru prilaku dari orang lain merupakan proses  belajar. Maka lingkungan juga memiliki peran yang cukup besar dalam  pertumbuhan setiap insan. Lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat,  lingkungan sekolah dan lain-lain memiliki porsi yang berbeda dalam  membentuk kepribadian anak. Misal seorang anak yang tinggal di  lingkungan sekolah pasti memiliki kepribadian yang berbeda dengan anak  yang tinggal dilingkungan pasar. 
Setiap  individu dalam berinteraksi selalu melibatkan individu lain baik yang  berkelompok maupun tidak. Dalam hubugannyaindividu dapat mengubah,  memperbaiki bahkan merusak eksistensi suatu kelompok/lingkungan demikian  juga sebaliknya kelompok/lingkungan juga dapat mengubah dan merusak  individu sebagai akibat perusakan individu terhadap lingkungannya.  Dengan demikian perspektif masyarakat mengenai pemasalahan-permasalahan  pemuda juga harus dilihat dari kaca mata yang berbeda pula. Perilaku  yang menyimpang belum tentu karena adanya keinginan dari dalam pemuda  itu sendiri melinkan lingkungan yang dibentuk oleh generasi terdahulu  juga berpotensi memicu tindakan yang menyimpang oleh pemuda.  Keseimbangan antara manusia dan lingkungannya adalah suatu keseimbangan  yang dinamis, suatu interaksi yang bergerak. Arah itu sendiri mungkin ke  arah kehancuran atau perbaikkan. Hal itu tergantug pada tingkat  pengelolaan manusia terhadap lingkungannya, baik potensi manusiawi  maupun potensi fisik yang ekonomis. 
Jurang  pemisah antar golongan akan musnah jika kita memandang semua golongan  itu sebagai totalitas (orang tua, pemuda, anak-anak). Dengan demikian  tidak ada pertentangan antara pemuda, orang dewasa (generasi tua) dan  anak-anak, secara fundamental. Tidak ada generasi yang menganggap  dirinya pelindung generasi sekarang atau yang akan datang. Semuanya  bertanggung jawab atas keselamatan kesejahteraan, kelangsungan generasi  sekarang dan yang akan dating.Kalaupun perbedaan dalam kematangan  befikir, dalam menghayati makna hidup dan kehidupan ini semata-mata  disebabkan oleh tingkat kedewasaannya saja. Melainkan perbedaan antara  kelompok-kelompok yang ada, antara generasi tua dan generasi muda  misalnya, hanya terletak pada derajat dan ruang lingkup tanggung  jawabnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar